ahlan wasahlan..wamarhaban bikum

wadah penjana minda

salam pertemuan, salam perjuangan..
jadikan ruangan maya ini medium cetusan budaya, lapangan letusan maklumat, wahana penyebaran ilmu, pelestari generasi berilmu dan wadah penjana minda...

layarkan sebarang perkongsian informasi dan maklumat kepada archimyxtream@yahoo.com..
mudah-mudahan lapangan penulisan bukan sekadar picisan, namun sebagai rantaian-rantaian menuju Cinta Tuhan

ramadhan: atma bersuara


Langit berubah rona. Awan berarak menanggung bebanan titisan hujan. Hari ini seperti hari-hari sebelumnya , bumi bakal dibasahi tangisan hujan. Jiwa mendung ini menjadi semakin kelam. Angin sepoi-sepoi bahasa bertukar warna, menjadi semakin rakus menyemilir suasana petang. Aku menghampiri jendela. Membiar atma bersuara, jiwa berkata-kata. Keluhan pertama dilepaskan. Biar hanya telinga sendiri yang mendengarnya, namun keluhan itu dirasakan berat, seberat awan hitam yang menanggung bebanan hujan. Seberat amanah Allah yang menghancurkan gunung. Jiwa ingin berkata, tetapi mana dia suaranya? hati ingin bermonolog, tetapi tiada upaya.

Ya Allah, biarkan atma ini bersuara. Melepaskan peritnya bebanan jiwa, yang bersimpul mati dengan penyesalan. Ya Allah, dengarilah suara hatiku. Tiada tempat selayaknya ku mengadu. Titisan hujan akhirnya membasahi bumi. Awan hitam kini tidak mampu lagi memikul bebanan. Rekahannya menitiskan air hujan dari perut langit. Perlahan-lahan titisan panas mengalir dari kolam mata. Ku kira, tangisan ini bukan sekadar menyambut kehadiran ramadhan, tetapi menangisi kekerdilan diri. Betapa kesucian dan kenikmatan ramadhan gagal menyapa jiwa ini. Atau mungkin juga kehadiran ramadhan sekadar melintasi di hadapan mata.

Di manakah kenikmatan itu ya Allah? Kenapa jiwa aku terasa hambar? Kosong dan tidak bernyawa..
Mungkinkah aku bukan manusia pilihan-Mu? Bibir mudah mengatur madah, akal mudah mencatur langkah. Tetapi, jiwa yang sepi ini, sudah dibayangi dosa. Menggilai kepekatan malam yang penuh noda. Biarlah atma ini bersuara. Melampiaskan keluhan dan jerutan yang merantai rohani. Hidup penuh kepura-puraan. Ramadhan juga tidak sudi menatap wajah ini. Berilah aku ruang ya Allah, merasa nikmatnya ramadhan kali ini. Demikian sahaja, apabila atma bersuara.

2 comments:

emir.abu.khalil said...

begini prinsipku dalam mencari ketenangan jiwa dalam ibadah;

penyucian diri bermula dengan penyucian hati.

sungguh, seandainya hati masih kelam antara haq dan bathil, maka ia bisa rebah ke lembah syubhah. maka tegakkan yang haq, dan pisahkan bathil. iya, ia bukan semudah menari di bibir, laju mengujar, tapi sukar menjadi aksi, bukti ketulusan iman di hati.

tetapi, ia antara ia atau tidak, tiada diantaranya, kerana yang berada diantaranya akan bisa juga jatuh ke tidak.

atau mungkin, kerana atmosfera di sekeliling. kerana terasa seakan sesak nafas menghela, menjadi gerak sukar terasa. membuat ibadat terasa cela, membuat kaki lemah melangkah. maka keluarkan diri dari lembah itu. renungi diri, sisihkan diri, perhitung diri, langkah diperbeharui. jangan gentar pada mungkar, jangan kecut pada bathil, sungguh, tatkala melangkah meninggalkannya, terasa payah. tapi sebatu meninggalkannya terasa tenang hati dan jiwa.

kalau dulu sahabat jua bungkam diuji iman, apa layaknya kita seringan pelepah. jangan mudah putus asa, itu pesan Tuhan. teruskan melangkah, biar jauh, sungguh daku bersamamu, dalam doaku, dengan semangatmu, semangatku....

emir.abu.khalil

halim qittun said...

masya'Allah, terima kasih di atas bingkisan darimu..sangat dalam dan maknawi..akan ku hadam setiap butir bicaramu mencari jalan kembali, terima kasih di atas peringatan. Terima kasih di atas kasih-Nya Dia yang mengirimkan ilham buatmu..yang memberi secangkir kedamaian buatku..terima kasih ya akhi..uhibbuk fillah

Copyright © 2008 - wadah penjana minda - is proudly powered by Blogger
Smashing Magazine - Design Disease - Blog and Web - Dilectio Blogger Template